26.3.08

to changes the way of your life

Apapun yang terjadi, jangan pernah menyesal saat kau dilahirkan
Tidak apa tak ada yang memujimu, jangan pernah lupakan kekuatan senyum
Selama kau bertahan, banyak hal menyenangkan yang akan terjadi..

Kala hadir penat dalam benak, jangan pernah berfikir hidup ini tiada menyenangkan
Hanya keputus asaan yang membuatnya membosankan
Senyumlah saat smua orang tersenyum
Dan tetaplah tersenyum saat smua orang menangis
Jadilah cahaya penerang mereka, niscaya kau pun disinari insan dunia

Segala apa yang ada di dunia tak ubahnya seperti lautan luas yang harus kita renangi
Bila tidak maka kita akan tenggelam di dalamnya dan tak mendapatkan apapun selain penyesalan
Insan berkorban untuk seseorang bukan untuk melihat dia terpuruk, melainkan ingin bersama-sama jalani hidup yang diyakininya bisa diarungi
Hanya orang bodoh yang slalu mengatakan keputus asaan padanya, saat dia harapkan ceria

^by~@di
11 March 2006

14.3.08

Lonelyness

Saat mata terbuka aku terhenyak, dan pedih terasa tanpa lambaian tangan tuk bangkit, termenung sejenak, terbata sesaat, sadari diriku hanya sendiri, kupaksakan tubuh untuk bangkit tanpa tonggak, hanya terukur pada tolakan tangan, bagian badan telah tegap kini ku mulai jadikan kaki sebagai tumpuan beban ini, berdiri dengan sakit yang merobek, menengadah ke langit sulitnya tuk teriak “inilah diriku”, dan seru langit mengujar tubuh hina hanya sedepa, apakah yang bisa hina lakukan dengan kesendirian? Apakah cukup sedepa singkirkan kesendirian?,…tak seperti itu, malah itulah yang temaniku, lutut mengangkat tanda kudapat tapaki langkah pertamaku, langkah kedua, langkah ketiga, akan kuhitung hingga ku berlari, langkah keempat, langkah kelima, langkah keenam, langkah ketujuh, urat leher yang menghitung dan angkat tumpuan, langkah kedelapan, langkah kesembilan, langkah kesepuluh, langkah kesebelas, langkah kedua belas, langkah ketiga belas, hmm angka sial! Tak berpengaruh pada sosok sial, langkah keempat belas, langkah kelima belas, langkah keenam belas, dan langkah ketujuh belas, dengan urat yang merentang di sekujur, tubuh ini melayang berlari, dikanan ku putih terhampar, dikiri ku hitam memekat, sadari lari dengan kesendirian…